Sejarah Perkembangan agama Islam di Indonesia selalu ada campur tangan jawara-jawara silat di tanah air sejak jaman Belanda seperti Bang Pitung melawan kompeni dengan beladiri silatnya. Dan tak kalah penting pengembangan agama Islam berbasis pondok pesantren, tidak menutup kemungkinan pimpinan pondok pesantren seorang jawara silat.

Beladiri silat juga termasuk syari’at perjuangan. Syariat beladiri sudah ada semenjak zaman nabi Muhammad SAW yang diwujudkan dengan memanah, permainan pedang dan menunggang kuda. “Syariat beladiri sebenarnya sudah ada semenjak zaman Nabi Muhammad SAW. Sesuai dengan perkembangan Islam di Indonesia silat juga mengambil peranan penting di dalamnya”, ujar Abdul Syukur di sela-sela menyampaikan materi Syarah do’a-do’a.

Dalam beladiri silat selain olah Kanuragan juga di tambah dengan do’a sebagai salah satu syarat memohon pertolongan dan pasrah penyerahan segala sesuatu kepada sang khaliq. “Sebagai usaha lahiriah kita berlatih gerakan beladiri, secara batiniah kita berdo’a memohon keselamatan dan pasrah menyerah kepada sang Kholiq”, ujar Abdul Syukur.

Acara syara do’a-do’a diadakan oleh DPD LDII Kabupaten Belitung pada senin (24/4) di Tanjungpandan di hadiri oleh 5 (lima) orang Anggota perwakilan PC dan PAC Kabupaten Belitung.

Pada waktu membuka acara Ketua DPD LDII kabupaten Belitung mengatakan seorang pimpinan harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan mengatur strategi dalam membawa kemakmuran di wilayahnya. “Pemimpin juga memiliki kemampuan memetakan dan mengatur strategi perjuangan”, ujar Eka Yuliansyah, Amd Ketua DPD LDII Kabupaten Belitung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *