Belilik, Bangka Tengah – Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia yang ditetapkan oleh PBB setiap tanggal 22 Mei, sudah terlebih dahulu disemarakan oleh para ‘Rimbawan’ Bangka Belitung (Babel) bersama dengan Duta Lingkungan Bersepeda Mengelilingi Indonesia Raden Andik Jaya Prawira, menanam beberapa macam bibit pohon di Kebun Kehormatan Rimbawan, Belilik, Bangka Tengah pada kamis (18/5).
Program penanaman pohon di area eks Tambang Timah seluas 25 hektare ini, digelar oleh Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) BATURUSA CERUCUK yang dibantu oleh ‘Rimbawan’ dari beberapa instansi seperti Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Dinas Lingkungan Hidup Bangka Tengah, Makorem Garuda Jaya, dan lainnya serta Komunitas Dakwah Mahasiswa Indonesia (KDMI) Babel.
”Semoga Tuhan memberkati pohon ini, tumbuh dengan subur,” katanya ketika menyirami bibit pohon cemara yang baru selasai ditanam bersama para ‘Rimbawan’ lainnya di zona khusus pohon cemara.
Raden Andik merupakan alumni STMA Bogor tahun 1964. Ia ternyata sudah menjelajahi berbagai daerah di Indonesia seperti Serang, Jawa, Bali, NTB, Papua, Maluku, dan lain sebagainya. Sedangkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk Provinsi yang ke-33 yang ia kunjungi.
”Saya telah melakukan perjalanan panjang ke berbagai daerah di Indonesia, dan untuk Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk urutan ke-33 yang ia kunjungi,” tuturnya.
Pesannya kepada Generasi Penerus Bangka Belitung saat bertemu dengan Mahasiswa yang tergabung dalam KDMI Babel, supaya terus berkontribusi menamam pohon.
”Ini merupakan langkah yang baik, dan merupakan suatu contoh dan bukti bahwa kita Rimbawan Indonesia peduli terhadap lingkungan serta bukti kerjasama yang baik antara Korem Garuda Jaya dengan Instansi Pemerintahan bersama-sama melakukan reklamasi,” paparnya.
Ia mengungkapkan, Wilayah Bangka Belitung merupakan tempat yang unik. Karena kaya akan exs Tambang Timah yang memiliki berbagi macam kandungan mineral.
Selain itu, ia menambahkan bahwa hutan merupakan warisan untuk anak cucu nantinya. Dan Hutan Tropis di Indonesia merupakan salah satu ‘paru-paru’ dunia yang sangat penting bagi umat yang ada di Indonesia maupun dunia.
Raden mengajak seluruh Masyarakat Bangka Belitung untuk cinta terhadap lingkungan.
”Mari kita tetap menjaga dan melestarikan hutan kita, dan mari kita sedikit berkontribusi ikut menanam pohon. Sebab hutan Indonesia sebagai warisan anak cucu, sebagai paru-paru dunia dan bagi orang yang kehutanan dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar namun tidak mengabaikan azas kelestariannya,” pungkasnya.
Sementara itu, menurut Kepala Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) BATURUSA CERUCUK Idi Bantara. ”Isu yang menarik di Bangka Belitung adalah lahan eks Tambang,” katanya.
Ia memiliki target, nantinya lahan eks Tambang Timah ini kedepannya akan dikembangkan menjadi ekowisata, tempat Camping, dan lain-lain.
Teknologi yang akan digunakan dalam penanaman bibit selanjutnya adalah ”Potting System”, yaitu tanah putih aslinya dibuka, kemudian dimasukan tanah topsoil, sebab tanah eks tambang tidak bisa ditanami secara langsung.
Ia berharap, bibit-bibit pohon yang ditanam tersebut dapat tumbuh dengan baik sehingga nantinya kemanfaatannya akan dirasakan langsung oleh masyarakat. Karena menurutnya, keberhasilan reklamasi lahan eks tambang timah, bisa dikembangkan bukan hanya untuk keasrian, melainkan juga bisa untuk pengembangan potensi-potensi lain contohnya menjadi Destinasi Wisata.
Di tempat terpisah (20/5), Burhanudin peserta penanaman Pohon utusan Komunitas Dakwah Mahasiswa Indonesia (KDMI) Babel mengungkapkan, kegiatan penanaman pohon sangat baik untuk pelestarian hutan.
”Hutan merupakan ‘paru-paru’ dunia dan sebagai tempat menyimpan oksigen serta penyerapan air agar tidak terjadi kebanjiran. Dalam hal ini semua unsur harus dilibatkan dan ikut bertangggung jawab agar hutan tidak ditemani secara sembarangan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,” ungkapnya.
Lanjutnya, KDMI Babel sangat senang bisa berkontribusi dalam penanaman pohon agar nantinya dapat dinikmati oleh anak cucu di masa depan dan bisa mengurangi dampak kerusakan hutan.