Jakarta – Bahasa merupakan jati diri bangsa. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Bidang Pengendalian dan Penghargaan Kemendikbud Maryanto saat memberikan pembekalan pada peserta Rakernas LDII di Ponpes Minhajurrosyidin, Rabu (11/10).

Maryanto menyebutkan, ada tiga cara memandang suatu bangsa. Pertama, berdasarkan bahasa, contohnya Cina. Kedua, berdasarkan ras seperti benua Afrika, dan ketiga, berdasarkan agama seperti Iran.

Di era globalisasi, Bahasa Indonesia kerap mengalami penurunan fungsi. Fungsi hakiki bahasa bukan sekedar untuk berkomunikasi, tapi juga untuk bekerjasama dan menjadi sesama Indonesia.

“Dengan bahasa kita akan mengetahui model bangsa kita itu bagaimana, ketika bahasa bermasalah maka model kebangsaan pun bermasalah,” ujar Maryanto.

Menurutnya, wawasan kebangsaan harus dijaga sebagai identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Wawasan kebangsaan dapat ditanamkan kepada masyarakat sejak dini. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik di ruang public harus dijaga dan dilestarikan.

“Jika ingin melihat wawasan kebangsaan bisa kita lihat dari wajah bahasa di ruang publik,” lanjutnya.

Maryanto mengamati, banyak tempat umum di Indonesia lebih dominan menggunakan bahasa asing dibandingkan bahasa Indonesia.Bahkan beberapa orang tua lebih mengedepankan anaknya untuk ahli dalam berbicara bahasa asing.

“Bukan berarti kita harus menutup diri terhadap terpaan pengetahuan dan informasi yang berasal dari luar bangsa kita,”ujar Maryanto.

Maryanto juga menilai LDII sebagai organisasi Islam tetap menjaga keaslian Bahasa Indonesia dan bahasa daerah dalam setiap aktivitasnya. Artinya, LDII benar telah menjaga, menyebarkan, mempertahankan, wawasan kebangsaan yang harus dijaga, salah satunya adalah bahasa Indonesia.

“Kami tidak bisa melakukannya sendiri, kami berharap LDII dapat membantu mengawasi pengggunaan bahasa di ruang publik. Baik di lingkungan internal maupun eksternal,” lanjutnya.

Pada intinya, Maryanto berharap masyarakat Indonesia dapat menerapkan tri gatra bahasa, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.

Ketua DPP LDII Iskandar Siregar, menyatakan bahwa LDII siap mendukung penggunaan bahasa Indonesia. “Sejalan dengan tema Rakernas, LDII siap membantu pemerintah melestarikan Bahasa Indonesia,” tutur Iskandar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *