TKA/TPA Miftahul Huda Unit 034 ikut memeriahkan Pawai Ta’aruf yang diselenggarakan oleh BKPRMI Pangkalpinang, Senin (10/9).

LINESBabel – Terik matahari Senin pagi kemarin (10/9) tak menyurutkan semangat para peserta Pawai Ta’aruf
dalam rangka menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriyah yang diselenggarakan oleh BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia) Pangkalpinang.

Seperti yang ditunjukkan oleh peserta dari TKA/TPA Miftahul Huda Unit 034 yang dikelola oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Rejosari ini.

Dengan mengenakan pakaian khas TPA-nya yang bercorak batik cual bewarna biru serta pakaian hijau dari perguruan pencak silat Persinas Asad, peserta yang terdiri dari anak-anak usia balita sampai anak SD ini pun memperkenalkan program unggulannya yakni Halaqah Tahfidzul Qur’an (HTQ) dan bela diri pencak silat lewat pakaian yang dikenakan dan spanduk yang dibawa bertuliskan Siap Menjadi Generasi Qur’ani Demi Menyongsong Masa Depan nan Gemilang.

Hal ini sebagai media dakwah LDII untuk memperkenalkan program HTQ kepada masyarakat luas agar nantinya semakin banyak bermunculan generasi qur’ani yang siap menyongsong masa depan gemilang dengan menerapkan nilai-nilai luhur dalam Al-Qur’an.

Istirahat usai finish Pawai Ta’aruf.

Diketahui bahwa program HTQ yang digagas oleh DPP LDII dan dilaksankan sampai tingkatan PAC ini telah berjalan kurang lebih selama dua tahun, dan untuk di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) baru berjalan kurang lebih selama satu tahun.

Kendati baru, program ini terbilang sukses mencetak hafidz/hafidzah yang berprestasi.

Ari Sriyanto selaku Ketua DPW LDII Babel yang juga menjabat Sekretaris MUI Babel saat dikonfirmasi mengatakan, masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah generasi muda yang malas, tidak disiplin, manja, kurang tanggung jawab, minat baca rendah, ingatannya lemah, cenderung boros, suka jalan pintas, malas ibadah, inginnya bebas dan tidak suka bekerja keras.

Disamping itu, penggunaan teknologi yang tidak tepat mengakibatkan anak cenderung menyalahgunakan kecanggihan teknologi yang ada hanya untuk bermedsos, game, chatting, bahkan untuk membuka situs-situs porno.

“Ini adalah realitas yang terjadi dan menimpa pada generasi sekarang ini,” ungkapnya.

Tantangan yang begitu kompleks lanjutnya, diperlukan formula jitu untuk bisa menjawab tantangan yang ada agar memberikan solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan di atas.

Oleh karena itu, program HTQ dipandang sebagai salah satu solusi nyata untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini demi mempersiapkan generasi penerus (generus) dan calon pemimpin bangsa yang berkarakter kuat dan berjiwa Al-Quran.

LDII juga ingin mengambil peran dengan mencetak generus bangsa dengan bergerak bersama, bersinergi dan maju bersama sampai tingkat PAC untuk membekali generus bangsa dengan tri sukses generus; berilmu, akhlakul karimah dan mandiri.

“Bisa dibayangkan, seandainya bangsa ini dipegang oleh generus bangsa yang mumpuni dalam bidangnya dan dibentengi keimanan yang kuat serta Al-Qur’an bersemayam dalam jiwanya, bangsa ini akan memimpin dunia,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *