Denpasar (13/9). Pengurus DPW LDII Bali bersilaturahim dengan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Bali, I Dewa Gede Ngurah Swastha. Selain Ketua FKUB Bali, pria yang akrab disapa Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet merupakan Ketua FKUB Indonesia.

Silaturahim bertempat di Puri Agung Den Bencingah, Klungkung Bali, Minggu (11/9/2022).

Dalam pertemuan itu, Ketua DPW LDII Bali, H Olih Solihat Karso menyampaikan hasil Musyawarah Nasional (Munas) ke-9 LDII. Di antaranya tentang delapan bidang pengabdian yang menjadi fokus program kerja LDII.

Pengurus LDII Bali silaturrohim dengan Ketua FKUB Bali, I Dewa Gede Ngurah Swastha.

Pada kesempatan itu sekaligus dimanfaatkan pengurus DPW LDII Bali untuk menimba ilmu tentang memelihara kemajemukan dalam kehidupan umat beragama.

“LDII meletakkan kebangsaan pada urutan pertama di dalam 8 bidang fokus pengabdian. Dengan semangat kebangsaan itu, LDII berkomitmen melaksanakan moderasi beragama, yang salah satu indikatornya bisa dilihat dari keseriusan LDII membina toleransi antarumat beragama,” ungkap Olih Solihat.

Menanggapi apa yang disampaikan pengurus LDII Bali, Putra Sukahet merasa senang dan menyatakan telah lama mengenal baik LDII.

“Saya yakin dan sudah bisa menilai bahwa di dalam tubuh LDII ini ada jiwa-jiwa yang 100 persen Islamnya dan juga 100 persen Indonesianya,” tutur Putra Sukahet.

Dikatakannya, setiap umat beragama yang menganut dan memahami agamanya sendiri dengan benar dan baik pasti akan menjadi warga negara yang baik, bisa toleransi, bisa menerima berbagai perbedaan agama.

Bahkan di dalam Islam itu sendiri sudah diajarkan tentang ukhuwah Islamiyah (persaudaraan umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan bangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan umat manusia).

“Begitupun di dalam Hindu, kami juga diajarkan tentang Dharma Negara dan Dharma Agama,” imbuhnya.

Putara Sukahet menegaskan, rakyat Indonesia sangat bergantung pada kerukunan antarumat beragama, tapi hal ini sangat sering tidak disadari. Tanpa kerukunan untuk mewujudkan Indonesia yang aman, damai, dan sejahtera tidak mungkin bisa tercipta.

“Mengajarkan toleransi kadang memang agak rumit. Sampai saat ini masih banyak terjadi kasus intoleransi di Indonesia, itu semua tidak mungkin bisa diselesaikan dengan keras. Sebaliknya harus dihadapi dengan sabar,” ungkapnya.

Pria yang juga Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali itu menambahkan, tantangan untuk menjaga kerukunan tidak hanya muncul dari dalam negeri sendiri, tapi juga akan muncul dari luar karena adanya persaingan antara bangsa. Karena itu pentingnya mendorong umat beragama di Indonesia menjadi warga negara yang religius dan nasionalis.

“Saya yakin LDII bisa menjaga Bali dan Indonesia. Bagi masyarakat Bali, kerukunan dan toleransi adalah titah agama, titah negara, titah leluhur, dan titah sosial. Dengan bantuan LDII memasyarakatkan hal ini, maka bangsa Indonesia akan tercerahkan. Indonesia menjadi tempat yang makmur, maju, nyaman ditinggali,” tandasnya.

Olih Solihat secara khusus mengundang Putra Sukahet untuk memberi kuliah Wawasan Kebangsaan kepada generasi muda LDII. Putra Sukahet menyanggupi dan mempersilakan pengurus LDII mengatur waktunya.

“Orang beragama itu sebenarnya insan yang lemah. Lemah melihat kelembutan hati, lemah dengan kebaikan, lemah dengan kesucian hati dan pikiran. Itulah kenapa, ketika saya dihubungi pengurus LDII untuk bersilaturahim, langsung saya jawab dengan senang hati,” tandas Putra Sukahet. (KIM LDII Bali)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *