Pangkalpinang – Demi mempersiapkan Mahasiswa dan Pelajar yang mandiri dan berdaya saing di dunia Wirausaha, KDMI Babel menggelar pelatihan bercocok tanam dengan sistem hidroponik, pada tanggal 13 Mei 2017 di Bumi Perkemahan Semabung Lama.
Pelatihan ini ditujukan untuk peserta Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) agar mahir dalam bercocok tanam dengan sistem hidroponik, dan menghadirkan Pemateri Bambang Suprayitno untuk mengisi sesi Kemandirian.
Menurut Bambang, adanya pembekalan kemandirian, diharapkan dapat mengurangi beban biaya hidup yang lumayan mahal di Pulau Bangka, dan bisa menjadi bekal untuk membuka bisnis sayur-mayur hidroponik.
”Kendala masyarakat untuk mandiri dalam bercocok tanam antara lain: Pertama, biaya bercocok tanam yang cukup mahal. Kedua, tidak punya lahan untuk bercocok tanam,” papar Bambang.
Ia menambahkan, Hidroponik merupakan sistem bercocok tanam yang membantu masyarakat dalam bercocok tanam tanpa media tanah. Memanfaatkan air/larutan yang terdapat nutrisi yang berguna sebagai makanan bagi tanaman.
Lanjutnya, kelebihan utama bercocok tanam dengan sistem hidroponik, tanpa memerlukan lahan tanah. Karena bisa ditanam di halaman rumah.
”Secara kuantitas dan kualitas produktifitas bercocok tanam dengan sistem hidroponik lebih baik dari pada dengan menggunakan media tanah,” jelasnya.
”Wick System”, adalah metode bercocok tanam sistem hidroponik yang paling sederhana dengan memanfaatkan botol bekas. Dan ini pula yang diajarkan kepada Peserta untuk praktek kemandirian bercocok tanam sistem hidroponik.
Menurutnya, era sekarang, menjual sayuran bukan bisnis yang kecil, melainkan bisnis yang beromzet besar dan bisnis yang sangat berpeluang besar jika dikembangkan.
”Pengembangan hidroponik tergantung kreatifitas kita masing masing. Silahkan berkreatifitas sekreatif mungkin, untuk menghasilkan hasil karya yang berbeda dari yang biasanya,” tutupnya.