Jakarta (28/3). Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, telah menekankan bahwa disinformasi atau penyebaran informasi palsu dan hoaks di era post-truth merupakan ancaman serius bagi masyarakat. Hoaks memiliki potensi untuk mempengaruhi opini publik, merusak reputasi individu atau lembaga, dan bahkan mengganggu stabilitas keamanan nasional.
Hal tersebut disampaikan dalam sambutannya pada “Rapat Koordinasi Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM), dan LDII News Network (LINES)”, yang diselenggarakan pada Sabtu (23/3), di Kantor DPP LDII, Jakarta.
Menurut KH Chriswanto, tidak bisa disangkal bahwa di era digital, media sosial telah membuat informasi menjadi lebih keras dan bising. Media sosial, yang pada awalnya berfungsi sebagai platform untuk interaksi antara audiens yang jauh, kini telah bertransformasi menjadi ruang untuk berbagi opini dan informasi yang kebenarannya tidak jelas.
“Pada era post-truth, juga dikenal sebagai era kebenaran baru, dunia digital telah menjadi bagian dari dinamika dalam membangun masyarakat global. Oleh karena itu, dunia ini menjadi tanpa batas, tanpa batasan untuk menyuarakan pendapat,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa pendapat yang beredar kadang-kadang dianggap sebagai berita aktual yang bisa dipercaya oleh publik. Masyarakat sering kali mengabaikan fakta dan data objektif karena produsen pendapat memiliki daya tarik emosional dan prasangka yang cenderung lebih meyakinkan daripada fakta sebenarnya.
Oleh karena itu, Ia menekankan pentingnya literasi digital dalam menyaring informasi yang beredar. “Harus ada keterampilan untuk membedakan mana hoaks atau bukan untuk memperbaiki sesuatu agar masyarakat dapat memperoleh informasi berkualitas dan akurat sesuai dengan fakta,” lanjutnya.
Ia mengatakan LDII, sebagaimana organisasi lainnya, sering menjadi sasaran post-truth. Oleh karena itu, penting untuk menyebarkan informasi kepada seluruh masyarakat bahwa tidak semua yang beredar itu benar. Ia melihat Rapat Koordinasi KIM dan LINES menjadi strategis dalam meningkatkan jumlah dan kualitas pelaporan, terutama mengenai LDII.
“Saya memberikan sebanyak mungkin ruang gerak kepada KIM untuk memanfaatkan era digital untuk menyebarkan informasi dan dakwah kepada masyarakat dengan kualitas yang lebih baik, menciptakan berita yang menjadi tren dan disukai oleh masyarakat,” tambahnya.
Senada, Ketua DPP LDII Korbid KIM, Rulli Kuswahyudi, menekankan pentingnya peran KIM dan LINES dalam menyebarkan informasi tentang LDII. “KIM dan LINES adalah petugas terdepan di tingkat grassroot, dimulai dari PC PAC, DPD, DPW, yang bertugas sebagai humasnya LDII dalam meluruskan informasi yang beredar,” katanya.
Sementara itu, untuk meningkatkan jumlah dan kualitas pelaporan, Rulli mengungkapkan bahwa DPP LDII telah menyelenggarakan beberapa sesi pelatihan jurnalistik dan berkolaborasi dengan generasi muda untuk memanfaatkan media sosial sebagai platform untuk menyebarkan informasi.
“Kami mengaktifkan KIM dan LINES melalui pelatihan jurnalistik, tentu saja, ini tidak cukup hanya melalui pelatihan. Mereka harus terus diberdayakan. Kami dengan sengaja membuka peluang untuk beramal saleh bagi generasi muda dalam berkontribusi melalui media sosial,” lanjutnya.
Demikian pula, Ketua Departemen KIM DPP LDII, Ludhy Cahyana, menekankan bahwa KIM dan LINES harus bekerja sama dalam menyebarkan informasi terkini tentang LDII. “Latar belakang pendirian LINES adalah pertukaran informasi yang semakin masif, sekarang informasi yang diterima oleh masyarakat tidak lagi didasarkan pada fakta, tetapi berdasarkan topik yang sedang tren yang dibuat oleh individu, dan ini yang harus kita lawan,” jelasnya.
Acara tersebut juga dihadiri oleh pengurus KIM dan LINES di tingkat DPD dan DPW LDII di seluruh Indonesia secara daring. Acara tersebut diharapkan dapat menjadi platform pertukaran informasi serta kesempatan untuk mengevaluasi KIM dan LINES dalam mempublikasikan informasi tentang LDII kepada masyarakat luas.