LINESBabel. Mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB) yang tergabung dalam kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Desa Jada Bahrain melaksanakan sosialisasi mengenai budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah (Hidroponik), Rabu (25/7) di Aula Kantor Jada Bahrain.
Sosialisasi ini bertajuk “Budidaya Hidroponik Skala Rumah Tangga”, yang diikuti oleh ibu-ibu PKK yang berjumlah 25 orang.
Selain sosialisasi, dilakukan juga praktek secara langsung untuk memudahkan peserta memahami bagaimana cara budidaya hidroponik dengan baik dan benar dalam skala rumah tangga.
Pada kegiatan ini dilakukan juga pembuatan sistem hidroponik percontohan di depan Kantor Desa dan di rumah Ketua PKK dengan tujuan agar masyarakat dapat melihat dan mempraktekkannya sendiri.
Tanaman yang dipilih sebagai tanaman budidaya kali ini yaitu seledri, samhong, selada, pakcoy, pagoda dan kacang panjang merah.
Ibu-ibu PKK sangat antusias dalam dalam mengikuti rangkaian kegiatan sosialisasi.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menjadikan hidroponik skala rumah tangga sebagai penghasilan tambahan bagi Ibu-ibu PKK dengan memanfaatkan teknologi yang ada,” kata Penanggung Jawab program, Riko.
Sosialisasi Pupuk Organik Cair (POC)
Dihari yang sama, bertempat di Aula Kantor Desa Jada Bahrin dilaksanakan juga sosialisasi Pupuk Organik Cair (POC).
Sebanyak 25 ibu-ibu PKK hadir dalam kegiatan ini. Setelah peserta mendapatkan teori dasar pembuatan POC, dilanjutkan dengan praktek secara langsung untuk memberikan pemahaman lebih kepada peserta bagaimana cara pembuatan pupuk organik dengan bahan dasar dari limbah rumah tangga.
“Kegiatan ini untuk mengolah sampah organik rumah tangga menjadi pupuk cair dan memberikan pemahaman kepada warga Desa Jada Bahrin tentang manfaat pemberian pupuk cair untuk meningkatkan kesuburan tanaman, memperbaiki dan meningkatkan kualitas kandungan organik,” kata Penanggung Jawab program, Sintya Awanda.
Sosialisasi ini penting karena menurutnya dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mengolah sampah organik menjadi pupuk cair untuk kesuburan tanaman.
“Sehingga juga dapat menjaga lingkungan menjadi lebih bersih dari sampah, dan dapat melakukan pengolahan sampah menurut jenisnya yaitu sampah organik (sampah yang dapat terurai) dan sampah anorganik (sampah yang tidak dapat terurai),” jelasnya.
Limbah organik yang dipilih sebagai bahan pembuatan pupuk organik yakni limbah kulit nanas yang sudah dicincang dan dicampur dengan larutan gula merah.
Peserta dari kalangan ibu-ibu PKK ini terlihat antusias mulai dari proses persiapan hingga hasil akhir pembuatan POC.
“Kami berharap, kedepannya masyarakat Desa Jada Bahrin khususnya ibu rumah tangga dapat memanfaatkan limbah dapur rumah tangga menjadi pupuk organik cair sehingga mengubah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat serta sebagai penghasilan tambahan bagi masyarakat sekitar,” demikian Sintya.