Bangka (8/6). Tim Rukyatul Hilal Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turut serta dalam kegiatan rukyatul hilal yang digelar oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di Pantai Tanjung Raya, Desa Penangan, Kabupaten Bangka, pada Jumat (7/6).
Kepala Kantor Wilayah Kemenag Babel, Firmantasi mengatakan bahwa rukyatul hilal dilakukan untuk menentukan awal Dzulhijjah yang nantinya akan mempengaruhi penepatan Hari Raya Idul Adha.
“Pemantauan hilal ini dilakukan untuk menentukan penetapan 1 Dzulhijjah 1445 Hijriah, yang mana nanti akan berkaitan dengan penetapan tanggal jatuhnya Hari Raya Idul Adha,” ucapnya.
Selain itu, Ia menegaskan bahwasannya rukyatul hilal sengaja dilakukan karena merupakan bagian dari sunnah yang ada dalam syariat Islam.
“Melalui rukyatul hilal ini, kita sengaja untuk menjalankan sunnah dalam menentukan kalender qomariyah, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad pada zaman dulu,” tambahnya.
Selain LDII, pemantauan hilal ini juga melibatkan NU, Muhammadiyah, perwakilan kampus di bawah Kemenag, jajaran Kemenag di lingkup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, serta para tokoh dan ulama dari berbagai majelis taklim.
Ketua DPW LDII Babel, Ari Sriyanto yang turut hadir dalam kegiatan mengatakan bahwa dalam memenuhi undangan Kemenag, LDII Babel menurunkan enam orang tim rukyatul hilal.
“Seperti biasa, kita akan terus kirimkan tim rukyatul hilal untuk ikut andil dalam proses pemantauan hilal. Saat ini kita mengirimkan enam orang untuk ikut dalam kegiatan ini,” ujar Ari.
Ia menambahkan, hilal di titik lokasi pemantauan belum dapat terlihat dikarenakan terhalang oleh tebalnya awan.
“Meskipun cuaca saat ini cerah namun kondisinya berawan, sehingga kondisi hilal belum dapat terlihat karena tertutupi oleh tebalnya awan,” tambah Ari.
Senada, Anggota Tim Rukyatul Hilal DPW LDII Babel, Yusri menyampaikan bahwasannya salah satu alasan mengapa hilal jarang telihat di titik lokasi pemantauan adalah karena letak geografis.
“Saat ini ketinggian hilal berada pada posisi sembilan derajat, yang artinya sudah memasuki kriteria mabims. Kemungkinan hilal dapat terlihat pada saat matahari terbenam.”
“Namun di titik lokasi pemantauan ini, hilal jarang sekali terlihat karena sering tertutup oleh tebalnya awan. Posisi kita mengarah langsung kearah selat, sehingga menjadi lokasi untuk berkumpulnya awan,” tambah Yusri