Pangkalpinang (8/10). Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga DPW LDII Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menyelenggarakan Seminar “Parenting Skill”, Kamis (05/10/2023).
Kegiatan yang mengusung tema “Membangun Komunikasi Asyik Bersama Ibu dan Anak Hebat, Wujudkan Hubungan Interpersonal yang Kokoh” ini, berlangsung di ruang Kelas SMP dan SMA Mulyo Budiono Islamic Boarding School (MBIBS) Pangkalpinang dan diikuti santri Pondok Pesantren Ar-Royyan Pangkalpinang.
Dalam kesempatan tersebut, turut menghadirkan Praktisi Keluarga, diantaranya: Dian Purnomo, S.Sos., M.Krim, Mira Rachmawati, S.S, dan Imas Supriani, S.Pd, M.Pd, serta dipandu oleh Dian Kurniasari, S.Pd selaku moderator.
Ketua Pelaksana Kegiatan, Sri Martini yang akrab disapa Bu Nan menyampaikan, kegiatan ini digelar untuk mengedukasi generasi muda LDII terkait pentingnya membangun komunikasi yang baik antara anak dengan orangtua.
“Seminar parenting skill ini diadakan sebagai salah satu upaya kami untuk meningkatkan pemahaman betapa pentingnya hubungan antara anak dan orangtua di tengah perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini,” jelasnya.
Kegiatan ini tambahnya, akan dilaksanakan secara roadshow ke 5 Kabupaten/Kota se-Pulau Bangka, dan di lingkungan Pondok Pesantren Arroyan merupakan lokasi pertama diadakan kegiatan.
“Kegiatan ini sebagai start awal kami sebelum mengadakan seminar parenting skill yang telah diagendakan sebelumnya ke masing-masing perwakilan DPD LDII Kota dan Kabupaten yang ada di pulau Bangka,” tambahnya.
Ketua DPD LDII Kota Pangkalpinang, Ardian Tofani yang ikut hadir dalam kesempatan tersebut sekaligus membuka acara, mengapresiasi pelaksanaan Seminar Parenting Skill yang diselenggarakan DPW LDII Babel.
Menurutnya, dengan adanya kegiatan seperti ini sebagai upaya pembinaan hubungan antara anak dengan orangtua.
“Ini merupakan kegiatan yang baik untuk membina hubungan antara anak dengan orang tua, serta secara khusus pada lingkungan pondok pesantren dapat menjadi peningkatan pemahaman kepada para santri, khususnya santriwati dalam membina hubungan baik dengan para stakeholder ponpes tentunya,” ujar Ardian.
Fenomena saat ini lanjutnya, sikap dan akhlaq anak terhadap orangtua cenderung menurun.
“Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan peserta agar dapat bersikap responsif dan emosional dalam mendalami peran masing-masing, baik sebagai anak maupun sebagai orangtua, serta mampu memelihara tanggung jawab sebagai anak dan juga sebaliknya,” ujar Ardian menambahkan.
Sementara itu, Ketua Pondok Pesantren Ar Royyan Pangkalpinang, Sakiman juga mengapresiasi upaya Penggerak Pembina Generus (PPG) dan Biro Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera DPW LDII Bangka Belitung dalam pelaksanaan kegiatan seminar parenting skill.
“Alhamdulillah, kegiatan ini bagus sekali, dan sangat bermanfaat bagi para santri. Saya juga mengapresiasi kepada para pembicara yang sudah hadir memberikan pembekalan ilmu kepada para santri,” ujarnya.
Ia berharap, melalui kegiatan tersebut para santri dapat memiliki kepahaman akan kewajiban sebagai seorang anak yang harus patuh kepada orangtua dan bisa memiliki kemandirian pada kehidupan selanjutnya.
“Semoga lewat kegiatan ini, para lulusan ponpes nantinya bisa memiliki hubungan yang baik dengan para orangtuanya dan mengerti akan kewajiban seorang anak, serta bisa memiliki kemandirian dalam kehidupan sehingga tidak membebani terhadap orangtua,” pungkas Sakiman.
Sementara itu, Ketua Pembina Penggerak Generus (PPG) Bangka dan sekaligus Ketua Yayasan Qiyamul Lail, Ismail mengatakan bahwa pembinaan terhadap generasi muda harus dilakukan secara terukur dan terprogram agar tujuan yang diinginkan bersama dapat diwujudkan.
“Memang sudah menjadi tugas PPG untuk menyusun program-program pembinaan generasi muda LDII, dan pada kesempatan kali ini kami berupaya untuk membangun dan menguatkan mental generasi penerus, khususnya santriwati agar bisa menciptakan hubungan yang baik dengan para orangtua dan pihak terkait,” ujar Ismail.
Ia juga menambahkan, PPG akan terus mendukung dan menyelaraskan semua program yang dibuat dalam rangka membina, meramut, dan mengembangkan generasi muda LDII agar siap menghadapi tantangan global.
“Kita juga selalu berupaya untuk menyelaraskan program-program yang ada agar bisa berjalan dengan baik, salah satunya adalah kemandirian yang harus dimiliki oleh generasi muda LDII pada era sekarang ini,” pungkasnya. (Mika)