Jakarta (9/2). Dalam menyambut Hari Pers Nasional (HPN) 2024 yang bertepatan dengan masa Pemilu, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) mengingatkan pentingnya peran pers dalam mengawal transisi kepemimpinan nasional dengan jernih. Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menyoroti kerentanan keberpihakan media massa terhadap konglomerat pemiliknya, yang sering kali memiliki kepentingan politik dan ekonomi.
Menurut KH Chriswanto, tema HPN tahun ini, “Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Menjaga Keutuhan Bangsa,” sangat relevan dengan momen Pemilu. Pers memiliki tanggung jawab besar sebagai penjaga demokrasi, namun dihadapkan pada tantangan idealisme dan kepentingan pemilik perusahaan pers. Meskipun demikian, ia menyatakan optimis bahwa pers masih bisa menjadi pengawas Pemilu dengan integritas, tanpa terpengaruh oleh kepentingan politik atau ekonomi.
Lebih lanjut, KH Chriswanto menegaskan bahwa pers harus mengawasi semua pelanggaran Pemilu, termasuk yang dilakukan oleh parpol dan kandidat yang didukungnya. Menurutnya, ada potensi terjadi 77 jenis pelanggaran Pemilu menurut UU Pemilu, dan pers memiliki peran krusial dalam memantau proses demokrasi ini.
Ketua DPP LDII Bidang Komunikasi, Informasi, dan Media (KIM), Rulli Kuswahyudi, menambahkan bahwa Pemilu 2024 menjadi kesempatan bagi generasi muda untuk belajar politik, demokrasi, dan penggunaan media massa serta media sosial. Dengan jumlah pemilih dari generasi milenial dan Z mencapai lebih dari 113 juta, generasi ini memiliki peran penting dalam menentukan arah masa depan bangsa.
Rulli juga menekankan pentingnya pendidikan politik dan media bagi generasi muda, agar mereka tidak menjadi korban manipulasi informasi atau propaganda. Di tengah tantangan post-truth, di mana kebenaran terkadang ditentukan oleh persepsi bukan fakta, pers dan generasi muda diharapkan dapat menjaga keutuhan bangsa dengan memilih secara cerdas dan terinformasi.
Dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, DPP LDII mengajak seluruh masyarakat untuk menyambut Pemilu dengan riang gembira dan menghindari fitnah serta perpecahan. Menurut mereka, persatuan adalah kunci untuk menjaga Indonesia tetap utuh dan berkembang.